Sabtu, 25 Agustus 2007

Serba Online Dongkrak Pendapatan

Memetakan Ulang Bisnis di Era Internet (3)
Serba Online Dongkrak Pendapatan

suarasurabaya.net|

Secara natural tidak ada usaha yang langsung menjadi besar. Banyak nama besar usaha yang saat ini ada juga diawali dari usaha kecil dan menengah (UKM). Namun menjadi menarik ketika saat ini banyak usaha yang memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan Internet secara maksimal terbukti mempunyai peluang untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya dalam waktu yang lebih singkat.

Michael Dell memulai usaha kecilnya secara paruh waktu tahun 1983. Tahun 1985 komputer Dell memulai penjualan dengan cara mail order yang meraih nilai penjualan sebesar 6 juta dollar AS. Tahun 1996 Dell melakukan penjualan dan integrasi dengan pemasok termasuk seluruh mitranya melalui Internet. Akhirnya tahun 2005 Dell berhasil memasukkan 49,2 milyar dollar ke dalam pundi-pundi nya.

Di tahun 1984 Len Bosack & Sandy Lerner dua saintis dari Universitas Stanford, AS mengawali usaha Cisco System. Cisco sebagai produsen perangkat lunak dan keras jaringan komputer memanfaatkan Internet tahun 1994 saat angka penjualannya telah mencapai 1.13 milyar dollar. Tahun 2005 Internet membuat Cisco makin meroket dengan nilai penjualan sebesar 23,6 milyar dollar.

Lain lagi kisah sukses yang dimulai di negara bagian Madya Pradesh, India. Berkat sistem online lewat Internet yang disebut "e-chaupal" atas prakarsa Indian Tobacco Co (ITC) tahun 2001, petani di daerah itu dapat langsung memasok kebutuhan ITC tanpa perantara. Berkat sistem ini pada tahun 2005 pendapatan petani naik hingga 25 %. Hilangnya banyak calo dan perantara ini yang membuat petani dan ITC sama-sama diuntungkan.

Merajut informasi dari pemasok hingga pelanggan.

Ada tipikal banyak pengusaha yang mengetahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya. Pernyataan itu lantas diikuti dengan pertanyaan dari dirinya sendiri "lalu bagaimana ?" Jawaban lugas pertanyaan itu adalah bahwa pemanfaatan teknologi informasi komunikasi memerlukan keahlian berpikir dan berkreasi yang tingkatannya sama dengan kecerdikan sang pemimpin memanfaatkan modal uangnya. Ya, memang jaman menuntut seperti itu. Apalagi sebagai medium komunikasi informasi saat ini Internet menjadi kekuatan maha dahsyat untuk mengintegrasikan bisnis.



Dalam setiap bisnis selalu ada mata rantai pemenuhan bahan baku dari pemasok, lalu proses produksi dan nilai tambah, hingga penyerahan produk/jasa kepada pelanggan. Dengan Internet semuanya menjadi semakin menyatu dalam genggaman informasi. Penyatuan ini membuat tatanan bisnis di lingkup internal maupun eksternal menjadi berubah. Dengan asumsi kita menjadi titik sentral sebagai produsen, kita lihat apa, bagaimana dan mengapa semua entitas ini menjadi berubah.

Internet saat ini telah banyak diaplikasikan untuk memilih pemasok secara online. Kebutuhan produsen cukup dipublikasikan di web perusahaan, selanjutnya setiap pemasok dapat memasukkan penawaran secara elektronik. Proses tender online ini juga telah sampai pada cara untuk meminimalkan unsur kolusi dalam memenangkan "sang juara" tender. Bahkan dalam jumlah pembelian rutin yang signifikan nilainya, tender dapat dilakukan setiap saat. Bagi pemasok kondisi ini tentunya memerlukan pemantauan terhadap peta kompetisi yang dapat berubah dalam waktu yang sangat cepat.

Selanjutnya dalam operasional secara mudah lewat web di Internet pemasok dapat melihat secara real time database persediaan mitra produsen atau penjual barang yang dipasoknya. Sebelum terjadi kekurangan stok, pemasok dapat segera memenuhi kebutuhan mitranya. Sang produsen atau penjual pun tidak perlu kuatir akan kekurangan stok. Bahkan kerepotan melakukan order pembelian rutin menjadi sangat minim. Dari segi ini saja kita dapat melihat efisiensi dan efektivitas waktu, biaya stok, gudang, transportasi serta personil.

Di sisi produsen, integrasi sistem informasi internal dilakukan melalui jaringan komputer yang disebut Intranet. Antar muka (interface) Intranet di komputer juga berbasis web seperti halnya mengakses Internet. Seluruh informasi produk mulai stok yang tersedia, spesifikasi dan harga secara otomatis juga siap disajikan melalui Internet bagi pelanggan akhir maupun mitra distributor. Transaksi pembelian dan pembayaran juga dapat langsung dilakukan si konsumen akhir. Jika konsumen akhir dapat langsung menjangkau produsen, gara-gara Internet tidak sedikit bisnis yang kini menghilangkan peranan distributor.

Masih di sisi produsen, untuk keperluan pengiriman barang produsen dapat bekerjasama dengan pihak lain. Jaringan informasi internal dapat langsung dihubungkan dengan sistem informasi pihak ekspedisi. Dengan demikian, ketika order diterima dari pelanggan, produsen secara langsung mengetahui bahwa stok penjualan telah berkurang. Dan pada saat yang sama pihak ekspedisi menerima perintah mengambil barang produsen dan mengirimkan barang kepada pelanggan.

Untuk penerimaan dan pengeluaran uang, pihak produsen juga dapat langsung mempunyai sistem yang terkoneksi dengan bank secara elektronik. Jaringan online yang dibangun dapat melalui jaringan tertutup (closed circuit) atau melalui Virtual Private Network (VPN) di Internet.

Jika semua informasi telah terintegrasi nampak bahwa Internet memang mendorong terciptanya kompetensi inti (core competence) kita berbisnis. Misalnya, jika memang keunggulan utama bisnis kita adalah sistem pengolahan produk, hal lain di luar kompetensi inti tinggal dicari mitra yang pas dan dapat mudah terintegrasi secara online. Cepat atau lambat, menghadapi kenyataan ini memang akhirnya proses bisnis perlu ditata ulang untuk disesuaikan dengan keunggulan teknologi informasi komunikasi.

Jawaban teknologi.

Seluruh mekanisme online pada uraian di atas dalam teknologi sering juga disebut e-commerce, Supply Chain Management, B2B (business to business), B2C (Business to Consumer) dan ERP (Enterprise Resource Planning). Secara teknologi untuk mengakses informasi juga tidak lagi harus menggunakan komputer desktop atau laptop. Perkembangan pesat teknologi komputer dan telepon genggam hari ini memungkinkan semua pengendalian informasi ada dalam genggaman kita kapan dan di manapun. Itulah m-commerce (mobile commerce)

Untuk keperluan integrasi data dan informasi internal maupun antar perusahaan ada bingkai standar seperti SOAP (Simple Object Access Protocols), RMI (Remote Method Invocation), webservices, middleware dan sejenisnya. Seluruh teknologi dan metode itu saat ini telah ada di pasaran. Penguasaannya juga memerlukan kecepatan untuk mengadopsi jika perusahaan ingin berada pada posisi terdepan secara komparatif maupun kompetitif.

LENDY WIDAYANA,
Managing Partner IndonesiaDiscovery Research & Documentary.
lendy@indonesiadiscovery.net

Tidak ada komentar:

Bibliography