Jumat, 31 Agustus 2007

Ujian Mata Kuliah Komunikasi Bisnis - Tugas Individu

Nama: Yudhinia Venkanteswari

NPM: L2K060091

Ujian Mata Kuliah Komunikasi Bisnis - Tugas Individu

Topik pilihan: Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam praktek komunikasi bisnis

Judul: Presentasi Multimedia – Sebuah Implementasi ICT

Pendahuluan

Dalam lingkup komunikasi bisnis, tidak dapat dipungkiri bahwa cara penyampaian pesan dari sender ke receiver sangat mempengaruhi penyerapan informasi. Salah satu cara yang umum digunakan untuk menyampaikan pesan bisnis adalah presentasi. Untuk membuat presentasi lebih menarik, kita dapat memanfaatkan audio dan video (multimedia). Paper ini akan memaparkan presentasi multimedia sebagai sebuah implementasi ICT (Information & Communication Technology).

Pembahasan

Komunikasi Bisnis

Ada beberapa definisi komunikasi bisnis yang dapat ditemukan di internet, antara lain: komunikasi bisnis adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk membentuk kerjasama, sumber daya intelektual, untuk menampilkan sebuah ide, produk, jasa, atau organisasi – dengan tujuan memberi nilai tambah untuk bisnis anda (1). Sementara wikipedia mendeskripsikan komunikasi bisnis sebagai komunikasi yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk, jasa, atau organisasi; me-relay informasi dalam bisnis; atau berhubungan dengan legal atau hal yang serupa (2). Pesan komunikasi bisnis disampaikan melalui berbagai channel komunikasi, seperti internet, print / publikasi, radio, televisi, ambient, outdoor, serta word of mouth. Komunikasi yang efektif akan memperlancar proses bisnis (26).

Ada artikel menarik mengenai komunikasi yang efektif di media online Sinar Harapan, yang menyebutkan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) sebagai berikut: respect, empathy, audible, clarity, & humble (disingkat REACH) (9). Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai (respect) setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Empati (empathy) adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu (clarity) sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati (humble). Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

Teknologi Informasi

Teknologi informasi, sering disingkat dengan IT, didefinisikan oleh Information Technology Association of America (ITAA) sebagai "pembelajaran, desain, pengembangan, implementasi, pendukung atau manajemen dari sistem informasi berbasis komputer, terutama aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer." Singkatnya, IT berhubungan dengan penggunaan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, mengolah, melindungi, mengirim, dan memanggil kembali informasi secara aman (3). Komputer tidak lagi hanya sebagai alat pengolah data teks dan gambar, tetapi telah menjadi simpul berbagai fungsi alat telekomunikasi, pemutar film-video, suara, televisi, radio, dan berbagai alat pengendali/kontrol (4). Akhir-akhir ini, term IT diperluas mencakup area komunikasi elektronik sehingga orang sering menyebut ICT sebagai singkatan dari Information & Communication Technology.

Ada tipikal banyak pengusaha yang mengetahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya. Pernyataan itu lantas diikuti dengan pertanyaan dari dirinya sendiri "lalu bagaimana ?" Jawaban lugas pertanyaan itu adalah bahwa pemanfaatan teknologi informasi komunikasi memerlukan keahlian berpikir dan berkreasi yang tingkatannya sama dengan kecerdikan sang pemimpin memanfaatkan modal uangnya. Ya, memang jaman menuntut seperti itu. Apalagi sebagai medium komunikasi informasi saat ini Internet menjadi kekuatan maha dahsyat untuk mengintegrasikan bisnis (5).

Pada artikelnya di suarasurabaya.net (6), Lendy Windiyana mengatakan bahwa dalam suatu proses bisnis yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi komunikasi antara lain adalah:

· Otomatisasi. Dapat mengoptimalkan jumlah sumber daya manusia dalam sebuah proses pekerjaan yang rutin dan berulang-ulang. Aplikasinya sering kita jumpai pada lingkup perusahaan industri manufakturing.

· Informasi dan analisis. Memudahkan proses analisa pengambilan keputusan, karena pengolahan data komputer akan menghasilkan informasi yang menyajikan berbagai opsi pengambilan keputusan. Dengan program spreadsheet, hasil pengolahan dari database perusahaan secara mudah dapat dianalisis dan dibuat simulasinya.

· Penelusuran (tracking). Mempermudah pemantauan status sebuah obyek berikut prosesnya.

· Menghilangkan kendala geografis. Melalui jaringan komputer yang menghubungkan baik internal maupun eksternal perusahaan, koordinasi-komunikasi dan integrasi perusahaan dapat dilakukan lebih cepat dan lebih efisien.

· Disintermediasi. Komputerisasi dan jaringan komputer mampu menghilangkan mata rantai suatu proses yang secara logis tidak diperlukan lagi.

· Sekuensial dan paralel. Urutan sebuah proses bisnis dapat diubah secara lebih fleksibel. Begitu pula proses kerja yang sebelumnya berurutan dapat dibuat menjadi paralel.

· Aset intelektual. Teknologi memudahkan proses perekaman dan distribusi aset intelektual sumber daya manusia organisasi. Memasuki era knowledge worker saat ini, teknologi sangat membantu meningkatkan nilai dari knowledge capital organisasi. Aplikasi dibidang ini masih sangat jarang diterapkan di Indonesia. Sebagian besar perusahaan di Indonesia masih mengandalkan sumber daya fisik/material dan belum sampai ke tingkat knowledge industry.

Jika perusahaan telah melakukan komputerisasi pada satu atau berbagai proses, evaluasi secara periodik tetap diperlukan. Evaluasi kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan terus meng-update informasi tentang berbagai teknologi dan metode baru dalam sistem informasi (7).

Salah satu contoh update informasi tentang ICT adalah aliansi strategis yang dilakukan Microsoft dan Nortel dalam bisnis unified communication untuk menghasilkan produk baru. Media online kompas menyebutkan bahwa sejak kesepakatan kerjasama, sebanyak 100 tenaga riset dan pengembangan Nortel telah dikirim ke kantor pusat Microsoft di Redmond untuk menyamakan visi pengembangan teknologi komunikasi berbasis protokol internet (IP) yang ditawarkan kedua perusahaan (8).

ICT di Indonesia dan negara-negara lain

Seperti negara-negara lain yang berlomba-lomba mengikuti perkembangan ICT, Indonesia juga tak mau ketinnggalan. Meskipun demikian, Wicaksono Hidayat menulis di detikinet bahwa saat ini Peringkat Indonesia dalam hal kesiapan digital merosot (14), sementara di sisi lain, posisi negara tetangga seperti Singapura atau bahkan Vietnam justru meningkat. Daftar E-Readiness yang disusun The Economist untuk tahun 2007 menunjukkan beberapa perubahan. Namun untuk Indonesia perubahan itu boleh dibilang kurang baik. Dilihat dari nilai, skor Indonesia dibandingkan tahun 2006 bertahan pada angka 3,39. Tapi, dari sisi peringkat, Indonesia merosot lima peringkat ke posisi 67 dibanding posisi 62 di tahun sebelumnya. Posisi terunggul masih ditempati oleh Denmark, disusul oleh Amerika Serikat dan Swedia yang seri di posisi kedua. Meski masih didominasi negara Eropa, posisi 10 besar tahun 2007 kini diisi juga oleh dua negara Asia. Singapura, negara yang berbatasan dengan Indonesia, melesat ke posisi 6 di banding posisi 13 tahun lalu. Sedangkan Hong Kong kini melesat ke posisi 4 dari posisi 10. Negeri jiran Malaysia juga mengalami peningkatan posisi dari 37 ke 36. Hal yang sama dialami Vietnam (66 ke 65) dan Filipina (56 ke 54). Hal itu terlihat dalam laporan E-Readiness The Economist, yang dikutip detikINET, Jumat (24/8/2007). Peringkat E-Readiness ini merupakan patokan bagaimana kesiapan sebuah negara dalam memanfaatkan potensi teknologi informasi. Beberapa faktor yang dilihat mencakup kondisi lingkungan e-business di sebuah negara, bagaimana pasar bisa meraih peluang di internet, konsumsi jasa serta perangkat teknologi informasi oleh individu dan bisnis, dan juga kebijakan pemerintah dan kesiapan hukum.

Berikut daftar 10 besar peringkat E-Readiness serta posisi beberapa negara Asia Tenggara di daftar itu:

1. Denmark

2. Amerika Serikat dan Swedia

4. Hong Kong

5. Swiss

6. Singapura

7. Inggris (United Kingdom)

8. Belanda

9. Australia

10. Finlandia

36. Malaysia

49. Thailand

54. Filipina

65. Vietnam

67. Indonesia

Meskipun “hanya” merosot lima posisi dari tahun sebelumnya, dari list diatas kita dapat melihat keterpurukan Indonesia dibandingkan negara-negara lain di bidang ICT.

Salah satu kelemahan Indonesia adalah dari sisi kecepatan koneksi internet. Seandainya kita bisa mencontoh upaya penerapan koneksi internet di University of Aberdeen, Skotlandia, yang berencana membangun jaringan internet ber-bandwith tinggi via selokan (15). Seperti dikutip detikINET dari ITNews, Rabu (22/8/2007), universitas ini menyewa perusahaan H20 Networks untuk menyediakan jalur internet kapasitas besar melalui selokannya untuk jangka waktu sepuluh tahun mendatang.

Tidak semua bidang ICT di Indonesia melemah, tetapi ada juga teknologi yang baru booming dan mendapat sambutan positif dari pasar. Contohnya adalah teknologi telepon seluler 3G yang populer di Indonesia sejak tahun lalu. Achmad Rouzi Noor di detikinews menulis mengenai pesatnya pertumbuhan pelanggan telepon seluler 3G secara global, yang diyakini turut mendongkrak tumbuhnya pendapatan dari layanan komunikasi teleponi video (16). Dalam penelitiannya, ABI Research mengklaim telah menelaah delapan wilayah regional berbeda di seluruh dunia untuk mempelajari karakter pasar teleponi video di tiap wilayah. Pun, dari hasil laporannya disebutkan, Amerika Utara, Eropa Barat, dan Asia Pasifik bakal menjadi pemasok pendapatan terbesar atau 90% untuk layanan tersebut.

Perkembangan ICT juga tidak selamanya memberikan dampak sesuai yang diharapkan. Wicaksono Hidayat di detikinews menulis mengenai pekerja yang lebih suka berkomunikasi lewat e-mail daripada lewat telepon (17). Di sisi lain, penggunaan instant messaging dikhawatirkan justru menurunkan produktivitas. Hal itu terungkap dalam survey yang digelar Datamonitor/Dimension Data. Sebanyak 100 persen pengguna yang disurvey mengatakan berkomunikasi dalam pekerjaan dengan menggunakan e-mail. Sedangkan telepon menempati posisi kedua (80 persen) disusul oleh ponsel (76%) dan pesan instan/instant messaging. Seperti dikutip detikINET, dari NetworkWorld, Selasa (21/8/2007), tiga teknologi komunikasi paling populer itu diyakini meningkatkan produktivitas pekerja. Lebih dari 70 persen responden mengatakan e-mail mempengaruhi produktivitas secara positif, disusul oleh telepon (53%) dan ponsel (52%).Namun teknologi seperti pesan instan, blog, dan telepon lewat software (softphones) justru dianggap menjadi biang keladi gangguan pekerjaan sehari-hari. Jika tidak diatur dengan baik, sebut studi itu, teknologi ini justru bisa member dampak negatif. Survey dilakukan terhadap 390 manajer TI dan 524 pengguna di perusahaan besar yang tersebar di 13 negara. Termasuk di Amerika Serikat, beberapa negara Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Yang kurang disadari pengguna ICT di Indonesia adalah bahwa dunia online adalah jaringan kepercayaan (network of trust). Seperti ditulis Lendy Widayana di suarasurabaya.net, hanya individu dan perusahaan yang punya integritas tinggi yang dapat survive dalam persaingan online (18). Kasus hilangnya kepercayaan ini menimpa sebuah perusahaan software di Indonesia yang terpaksa menghentikan penerimaan order dari luar negeri karena kualitas etos kerja SDM yang tidak dapat memenuhi komitmen bekerja secara online. Lagi-lagi masalah TI di Indonesia bukanlah masalah penguasaan teknis, tapi sikap mental memperlakukan kemudahan teknologi itu sendiri.

Multimedia

Konten Internet diawali dengan informasi berbasis teks. Lalu informasi berbasis teks tidak lengkap jika tanpa gambar. Teks dan gambar akhirnya dilengkapi dengan suara. Ketiganya kini kurang lengkap tanpa gambar bergerak atau video (10). Perkembangan internet dari basis teks ke multimedia didukung dengan bahasa pemrograman seperti JavaScript dan program seperti Macromedia Flash, sehingga memungkinkan adanya web video dan audio, slide presentasi, dan elemen interaktif lainnya. Untuk komunikasi bisnis, pengaruh teknologi produksi video dan pengembangan distribusi elektronik telah mengurangi biaya dan memperluas jenis promosi, training, serta informasi. Saat ini materi lebih mudah dikemas ulang atau dikerjakan ulang untuk berbagai kebutuhan dan audiens yang berbeda (30). Derek Gehl dalam artikelnya Internet Marketing (11) mengatakan bahwa ada test yang membuktikan bahwa penggunaan audio dan video sebagai bagian dari proses penjualan dapat memberikan dampak dramatis apabila dilakukan dengan tepat. Gunakanlah audio dan video clip pendek untuk personalisasi situs, dan pastikan pengunjung situs mengetahui kredibilitas bisnis. Contoh situs yang memanfaatkan video sebagai media penyampai pesan adalah video bisnis (23) di detik.com.

Meskipun penggunaan multimedia dapat memperkaya informasi, perlu diperhatikan supaya penggunaannya tidak berlebihan. Stephen R. Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People (12) menyebutkan tujuh kebiasaan: Private Victory, Be proactive, Begin with the End in Mind, Put First Things First, Public Victory, Think Win / Win, Seek First to Understand - Then to Be Understood, Synergize, Renewal, Sharpen the Saw. Dalam hal ini, penempatan multimedia harus dilakukan sesuai prioritas (first things first). Misalnya: apakah perlu suara inti ataukah hanya backsound, apakah perlu video company profile detail ataukah hanya sekilas. Perlu diingat bahwa orang memiliki preferensi cara berpikir dan mengkomunikasikan pengalamannya – beberapa mengekspresikan diri dengan gambar, yang lain berbicara mengenai hal-hal yang terdengar oleh mereka, sementara yang lain mengatakan hal yang mereka rasakan. Apabila kita ingin berkomunikasi dengan mereka, maka kita harus memahami indera apa yang mereka gunakan (13).

Presentasi dan Teknologi Pendukungnya

Perlahan-lahan tanpa kita rasakan, teknologi presentasi telah merubah budaya komunikasi kita. Hampir di setiap literatur komunikasi bisnis, ada satu bagian khusus yang membahas tentang presentasi. Contohnya adalah di buku Komunikasi Bisnis dari penerbit Andi (20), presentasi ada di satu bab terakhir yaitu bab 16. Selain itu pada buku Komunikasi Bisnis yang Efektif terbitan Damar Mulia Pustaka (21), presentasi bisnis ada di bab 3. Di internetpun tersedia berbagai materi pendukung presentasi seperti yang ada di businesscommunicationresources.com (22).

AlexAnndra Ontra di ezinearticle.com (19) menulis bahwa dari ruang corporate board sampai ke komunikasi eksternal dengan customer, presentasi telah mempengaruhi setiap aspek komunitas bisnis. Ada dua kunci utama yang menyebabkan perubahan ini. Kunci pertama dan juga yang paling utama adalah keterbukaan akses terhadap media digital. Tiba-tiba saja kita hidup di dunia demokrasi digital, dimana setiap orang memiliki akses untuk mengkonsumsi sejumlah besar media digital. Kunci kedua adalah teknologi presentasi interaktif. Presentasi interaktif mendukung diskusi yang aktif, sebagaimana kebalikan dengan pendekatan pasif dimana seorang presenter berbicara dengan audiens yang mendengarkan hanya dengan kapasitas 50%.

Presentasi yang kita bicarakan disini bukan hanya penjelasan materi dengan tatap muka langsung, tetapi juga melalui website. Metode distribusi sangat tergantung dari audiens, serta tujuan dari komunikasi itu sendiri (30). Misalnya sebuah presentasi company profile yang ditujukan untuk menarik calon customer dapat didistribusikan secara fisik dalam bentuk DVD / VCD, atau dapat juga didistribusikan secara elektronik dengan dikirimkan via PC network, website, blog atau e-mail.

Dalam tulisannya di web.bisnis.com (24), Handito Hadi Joewono mengatakan bahwa setelah calon konsumen 'membukakan pintu' komunikasi dan mempersilahkan penjual untuk menjelaskan maksud kedatangannya, tanpa buang waktu terlalu lama semestinya penjual harus segera menyambar peluang bisnis dan melakukan presentasi. Presentasi penjualan bisa dilakukan dengan beragam cara dan gaya. Bisa dengan gaya bertutur, berargumen, memberi solusi atau bertanya. Masing-masing gaya presentasi penjualan tersebut disesuaikan dengan karakteristik komunikasi calon konsumen, permasalahan yang sedang dihadapi konsumen, situasi lingkungan lokasi penjualan dan gaya penjual bersangkutan.

Apabila belum terbiasa menyampaikan presentasi, terutama dalam Bahasa Inggris, ada baiknya untuk mengikuti kegiatan toastmasters (25). Di toastmaster, kita dilatih untuk menjadi speaker dan leader yang kita inginkan. Toastmasters juga menawarkan cara yang terbukti dapat memperbaiki keahlian berkomunikasi. Dengan berpartisipasi dalam group toastmasters yang menyenangkan dan supportif, diharapkan akan membentuk speaker dan leader yang lebih baik serta memperoleh kepercayaan diri untuk sukses dalam segala bidang yang dipilih. Tujuannya adalah agar pesertanya dapat memberikan presentasi yang luar biasa, dapat memimpin tim dan membuat meeting, memberikan dan menerima evaluasi yang konstruktif, serta menjadi pendengar yang lebih baik.

Kesimpulan dan Saran

Sesuai dengan tujuan komunikasi bisnis untuk memberi nilai tambah dalam bisnis, berbagai bentuk komunikasi digunakan untuk membentuk kerjasama, sumber daya intelektual, dalam menampilkan sebuah ide, produk, jasa, atau organisasi. Kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi yang efektif akan memberi dampak positif terhadap proses bisnis.

Teknologi Informasi yang pada awalnya hanya berhubungan dengan penggunaan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, mengolah, melindungi, mengirim, dan memanggil kembali informasi secara aman telah diperluas cakupannya meliputi area komunikasi elektronik sehingga dikenal sebagai ICT (Information & Communication Technology). Di dunia ICT, peringkat Indonesia dalam hal kesiapan digital merosot. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak, karena apabila kita tidak dapat mengikuti perkembangan ICT maka Indonesia akan semakin tertinggal dibandingkan negara-negara lain.

Perkembangan informasi berbasis teks yang dilengkapi dengan multimedia (suara dan video) didukung dengan bahasa pemrograman seperti JavaScript dan program seperti Macromedia Flash, sehingga memungkinkan adanya web video dan audio, slide presentasi, dan elemen interaktif lainnya. Dalam kaitannya dengan komunikasi bisnis, teknologi produksi video dan pengembangan distribusi elektronik telah mengurangi biaya dan memperluas jenis promosi, training, serta informasi, sehingga materi lebih mudah dikemas ulang atau dikerjakan ulang untuk berbagai kebutuhan dan audiens yang berbeda. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan multimedia pada pesan yang akan kita sampaikan adalah kebutuhan dari penerima pesan itu sendiri. Contohnya, katalog produk dalam website yang menggunakan elemen Macromedia Flash memang menarik, tetapi perlu dipertimbangkan juga koneksi internet dari calon customer yang mengakses website kita sendiri. Apabila mayoritas customer kita adalah perusahaan menengah keatas yang memiliki komputer dengan spesifikasi yang baik serta kecepatan akses internet tinggi, hal tersebut tidak akan menjadi masalah. Namun jika target pasar kita adalah UKM (usaha kecil dan menengah), maka dikhawatirkan mereka tidak dapat melihat animasi dalam website kita.

Presentasi telah mempengaruhi setiap aspek komunitas bisnis baik internal maupun eksternal. Cara penyampaian pesan dalam suatu presentasi perlu diperhatikan agar pesan yang dikirimkan oleh sender dapat diterima dengan baik oleh receiver, dalam hal ini audiens presentasi. Perkembangan ICT mendukung perkembagan teknologi presentasi. Mungkin kita masih ingat cara orang presentasi sebelum umumnya penggunaan komputer, saat itu presentasi menggunakan transparansi yang ditulis tangan atau diketik. Apabila dibandingkan presentasi yang berbasis teks dan yang diperkaya dengan multimedia, maka penyerapan informasinya akan berbeda. Saat dihadapkan dengan presentasi berbasis teks, orang akan cenderung bosan dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan. Dengan demikian, persentase penyerapan pesan oleh receiver akan berkurang. Berbeda hasilnya apabila presentasi tersebut diperkaya dengan multimedia, dimana audiens akan tertarik untuk melihat dan mendengarkan presentasi tersebut.

Penambahan multimedia dalam presentasi membutuhkan pertimbangan yang matang. Selain memikirkan target audiensnya, perlu juga dipertimbangkan media presentasi serta distribusi / lokasi presentasi tersebut. Sebagai contoh, apabila sebuah company profile akan dipresentasikan langsung di pabrik kita pada customer yang datang, tentunya presentasi tersebut tidak perlu memuat video proses produksi yang panjang karena setelah presentasi tersebut kita akan membawa customer berkeliling untuk melihat kondisi aktual di lapangan. Dalam hal ini, presentasi cukup menampilkan potongan-potongan foto / video proses yang akan dilihat untuk memberi gambaran awal pada customer. Lain halnya untuk company profile yang kita pasang di website. Kita dapat melengkapinya dengan video singkat yang menampilkan lokasi kantor versi bird’s eye (dilihat dari udara), kemudian proses produksi, serta katalog produk yang kita sediakan. Selain itu, website kita dapat juga dilengkapi dengan fasilitas online booking ataupun e-payment, sehingga apabila calon customer tertarik dengan produk yang kita tawarkan, mereka dapat langsung memesan atau membelinya. Peluang bisnis harus dimanfaatkan dengan baik, serta didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Paper ini telah menjelaskan bagaimana presentasi multimedia merupakan salah satu implementasi ICT (Information & Communication Technology). Sebagai saran untuk memperkaya presentasi power point, dapat dicoba tips-tips dari ellenfilkenstein (27) dan rule 10-20-30 (28). Perlu diketahui, dalam menyajikan presentasi, penjadwalan / pembagian waktu yg ideal adalah: pembukaan antara 10 sampai 20 %, isi antara 65 sampai 75 %, serta penutupan antara 10 sampai 20 %. Selain itu, gunakanlah power point untuk memperkaya presentasi anda, bukan mengurangi nilainya. Selain materi presentasi, perlu diperhatikan cara penyampaiannya. Kontak mata adalah salah satu cara non-verbal yang penting untuk berkomunikasi dengan orang lain (29), termasuk saat presentasi. Tentu saja hal ini hanya berlaku apabila kita melakukan presentasi dengan tatap muka langsung. Dalam kesempatan direct presentation, kita dapat memanfaatkan jeda dengan meminta feedback dari audiens: apakah mereka mengerti apa yang kita jelaskan, apakah mereka tertarik, apakah mereka merasa keberatan, apakah mereka berada pada jalur yang sama, dan sebagainya. Feedback dari audiens sangat berguna apabila presentasi kita menjual sesuatu produk, jasa, atau ide. Selain itu, dalam presentasi langsung, kita perlu menghormati sudut pandang audiens. Dalam posisi tersebut, audiens akan lebih cenderung menyetujui apa yang kita presentasikan.

Penggunaan multimedia tidak harus selalu mahal apabila kita dapat memanfaatkan internet. Contohnya, apabila membutuhkan foto – foto menarik untuk memperkaya presentasi kita, dapat browsing ke www.flickr.com dimana terdapat sejumlah besar foto yang dapat dicari dengan kata kunci yang kita butuhkan, selajutnya dapat dipilih dan didownload. Untuk hosting presentasi mengenai perusahaan kita, dapat menggunakan free hosting seperti www.geocities.com atau jika lebih suka dengan model blog, dapat digunakan fasilitas www.blogger.com atau www.wordpress.com. Beda blog dengan website adalah dari sisi chronological posting, dimana blog menampilkan artikel yang kita posting secara berurutan sesuai waktu postingnya.

Bibliography

  1. http://www.1000ventures.com/business_guide/crosscuttings/biz_communication_main.html
  2. http://en.wikipedia.org/wiki/Business_communication
  3. http://en.wikipedia.org/wiki/Information_Communication_Technology
  4. http://www.suarasurabaya.net/v05/opini/?id=a353bd1d39029bf34aeb864fad502106200712
  5. http://www.suarasurabaya.net/v05/opini/?id=a353bd1d39029bf34aeb864fad502407200714
  6. http://www.suarasurabaya.net/v05/opini/?id=883b1d6146198026eae394f6cf89150320075
  7. http://www.suarasurabaya.net/v05/opini/?id=a353bd1d39029bf34aeb864fad50270320076
  8. http://www.kompas.co.id/ver1/Iptek/0609/29/215630.htm
  9. http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/04/1/man01.html
  10. http://www.suarasurabaya.net/v05/opini/?id=a353bd1d39029bf34aeb864fad500507200713
  11. http://www.1000advices.com/guru/marketing_internet.html
  12. http://www.1000advices.com/guru/success_7habits_sc.html
  13. http://www.1000ventures.com/business_guide/crosscuttings/communication_main.html
  14. http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/24/time/105303/idnews/821154/idkanal/398
  15. http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/22/time/084559/idnews/819967/idkanal/398
  16. http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/20/time/094508/idnews/819022/idkanal/328
  17. http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/21/time/124248/idnews/819683/idkanal/319
  18. http://www.suarasurabaya.net/v05/opini/?id=a353bd1d39029bf34aeb864fad50240420079
  19. http://ezinearticles.com/?Presentation-Technology-In-The-Digital-Age&id=603593
  20. http://www.andipublisher.com/?buku-komputer&p=productsMore&iProduct=858
  21. http://www.kompas.com/tbgramedia/product_detail.cfm?bid=40457
  22. http://businesscommunicationresources.com/
  23. http://tv.detik.com/index.php?fa=home.main&k=070214833
  24. http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-minggu/kiat-bisnis/1id19822.html
  25. http://www.toastmasters.org/
  26. http://www.cisco.com/en/US/netsol/ns340/ns394/ns165/ns268/networking_solutions_white_paper0900aecd8041064f.shtml
  27. http://www.ellenfinkelstein.com/PowerPoint_tips_blog.html
  28. http://blog.guykawasaki.com/2005/12/the_102030_rule.html
  29. http://www.1000ventures.com/business_guide/crosscuttings/communication_f2f_eye_contact.html
  30. www.mediamaker.co.uk

Bibliography